Permen Karet, Dari Pemburu Swedia Hingga Tentara AS
>> Tuesday, January 8, 2008
Sejak kapan manusia mengunyah permen karet? Ini sulit dijawab. Sejarah permen karet masih belum jelas benar. Di tahun 1993, para arkeolog menemukan tiga gumpalan yang diberi pemanis madu berusia 9.000 tahun yang dikunyah pemburu-pengumpul di Swedia.
Mengunyah permen karet adalah kebiasaan populer di masyarakat Yunani Kuno. Mereka mengunyah mastic gum, sebuah damar yang diambil dari pohon mastic yang berasal dari Turki. Di Amerika Utara, penduduk asli Amerika biasa mengunyah substansi yang dibuat dari damar pohon spruce. Kebiasaan ini berlanjut hingga awal abad ke-19. Di akhir abad ke-19, parafin diperkenalkan sebagai pengganti damar spruce.
Permen karet zaman dulu sukar dikunyah dan rasanya, jika pun ada, mudah hilang. Permen karet yang dianggap modern mulai dibuat di tahun 1860-an ketika seorang jenderal Meksiko yang diasingkan, Antonio Lopez de Santa Anna, memperkenalkan chicle (berasal dari getah pohon sapodila atau sapota) pada Dr. Thomas Adams. Ketika itu, Dr. Adams sedang mencari bahan yang elastis untuk membuat ban yang lebih ekonomis. Dia tak pernah bisa membuat ban ini.
Dr. Adam memiliki toko gula-gula dan mempunyai kebiasaan mengunyah pensil yang membantunya berkonsentrasi. Ini memberi ilham baginya untuk mencoba menyempurnakan formula permen karet yang telah ada saat itu dengan menggunakan bahan chicle. Meskipun rasa permen karet barunya ini tidak enak, Dr. Adams mematenkan produknya dan menjualnya di tokonya. William Wrigley, Jr, seorang pemilik pabrik tepung, kemudian membeli hak permen karet Dr. Adams dan berhasil memberi rasa mint pada permen karet tersebut.
Di tahun 1892, Wrigley memberikan layanan hadiah dua bungkus permen karet untuk setiap kaleng baking powder (pengembang kue) yang dibeli. Ini sukses. Orang membeli baking powder hanya agar bisa memperoleh permen karet. Wrigley melihat potensi bisnis permen karet. Ia pun mendirikan perusahaan permen karet dan memasarkannya dengan namanya sendiri. Saat itu telah ada perusahaan-perusahaan permen karet lainnya dengan berbagai jenis produknya. Kini, perusahaan Wrigley menjadi produsen permen karet terbesar di dunia.
Karena dapat membantu menjaga tetap siaga dan meredakan ketegangan, permen karet dijadikan bagian dari ransum tentara Amerika Serikat (AS) sejak Perang Dunia I hingga saat ini. Di tahun 2005, Angkatan Bersenjata AS mensponsori pengembangan permen karet yang mengandung zat antibakteri yang bisa digunakan sebagai pengganti cara menjaga kesehatan mulut konvensional di medan perang.
Baru-baru ini Angkatan Bersenjata AS juga menyediakan permen karet yang mengandung kafein untuk membantu tentara tetap siaga untuk waktu yang lama tanpa mengalami rasa penat atau mengantuk. Setiap batang permen karet mengandung sekira 100 mg kafein, jumlah yang sama dengan yang terdapat pada satu cangkir kopi.
Permen karet juga menjadi bagian ransum tentara Kanada. Mei 2007, Angkatan Bersenjata Selandia Baru menjadikan permen karet Recaldent sebagai bagian dari ransum tentaranya untuk membantu perawatan kesehatan mulut para tentara di lapangan.
A.Taufik
Alumnus Teknologi Pangan Universitas Padjadjaran.
Mengunyah permen karet adalah kebiasaan populer di masyarakat Yunani Kuno. Mereka mengunyah mastic gum, sebuah damar yang diambil dari pohon mastic yang berasal dari Turki. Di Amerika Utara, penduduk asli Amerika biasa mengunyah substansi yang dibuat dari damar pohon spruce. Kebiasaan ini berlanjut hingga awal abad ke-19. Di akhir abad ke-19, parafin diperkenalkan sebagai pengganti damar spruce.
Permen karet zaman dulu sukar dikunyah dan rasanya, jika pun ada, mudah hilang. Permen karet yang dianggap modern mulai dibuat di tahun 1860-an ketika seorang jenderal Meksiko yang diasingkan, Antonio Lopez de Santa Anna, memperkenalkan chicle (berasal dari getah pohon sapodila atau sapota) pada Dr. Thomas Adams. Ketika itu, Dr. Adams sedang mencari bahan yang elastis untuk membuat ban yang lebih ekonomis. Dia tak pernah bisa membuat ban ini.
Dr. Adam memiliki toko gula-gula dan mempunyai kebiasaan mengunyah pensil yang membantunya berkonsentrasi. Ini memberi ilham baginya untuk mencoba menyempurnakan formula permen karet yang telah ada saat itu dengan menggunakan bahan chicle. Meskipun rasa permen karet barunya ini tidak enak, Dr. Adams mematenkan produknya dan menjualnya di tokonya. William Wrigley, Jr, seorang pemilik pabrik tepung, kemudian membeli hak permen karet Dr. Adams dan berhasil memberi rasa mint pada permen karet tersebut.
Di tahun 1892, Wrigley memberikan layanan hadiah dua bungkus permen karet untuk setiap kaleng baking powder (pengembang kue) yang dibeli. Ini sukses. Orang membeli baking powder hanya agar bisa memperoleh permen karet. Wrigley melihat potensi bisnis permen karet. Ia pun mendirikan perusahaan permen karet dan memasarkannya dengan namanya sendiri. Saat itu telah ada perusahaan-perusahaan permen karet lainnya dengan berbagai jenis produknya. Kini, perusahaan Wrigley menjadi produsen permen karet terbesar di dunia.
Karena dapat membantu menjaga tetap siaga dan meredakan ketegangan, permen karet dijadikan bagian dari ransum tentara Amerika Serikat (AS) sejak Perang Dunia I hingga saat ini. Di tahun 2005, Angkatan Bersenjata AS mensponsori pengembangan permen karet yang mengandung zat antibakteri yang bisa digunakan sebagai pengganti cara menjaga kesehatan mulut konvensional di medan perang.
Baru-baru ini Angkatan Bersenjata AS juga menyediakan permen karet yang mengandung kafein untuk membantu tentara tetap siaga untuk waktu yang lama tanpa mengalami rasa penat atau mengantuk. Setiap batang permen karet mengandung sekira 100 mg kafein, jumlah yang sama dengan yang terdapat pada satu cangkir kopi.
Permen karet juga menjadi bagian ransum tentara Kanada. Mei 2007, Angkatan Bersenjata Selandia Baru menjadikan permen karet Recaldent sebagai bagian dari ransum tentaranya untuk membantu perawatan kesehatan mulut para tentara di lapangan.
A.Taufik
Alumnus Teknologi Pangan Universitas Padjadjaran.
Dari Pemburu Swedia Hingga Tentara AS
Sumber: Pikiran Rakyat, Sabtu, 05 Januari 2007.
1 comments:
keyen nih postingannya ....
Post a Comment